PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT TERHADAP PEMBANGUNAN PERTANIAN DI DESA DUSUN BARU V KOTO, KEC. AIR DIKIT, KAB. MUKOMUKO, PROV. BENGKULU

 Penulis: Dandi Saputra (E1D021032)


PENDAHULUAN
        Kelapa sawit adalah tumbuhan industri/perkebunan yang berguna sebagai penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Pohon Kelapa Sawit terdiri dari dua spesies yaitu elaeis guineensis dan elaeis oleifera yang digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Pohon Kelapa Sawit elaeis guineensis, berasal dari Afrika barat diantara Angola dan Gambia, pohon kelapa sawit elaeis oleifera, berasal dari Amerika tengah dan Amerika selatan. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesian (Dinas Perkebunan Indonesia, 2007: 1). Sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, industri kelapa sawit telah menyediakan lapangan pekerjaan sebesar 16 juta tenaga kerja baik secara langsung maupun tidak langsung (ekon.go.id. 2021).
     Pembangunan pertanian adalah suatu proses yang ditujukan untuk selau menambah produksi prtanian untuk menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan jalan menambah modal dan skill untuk memperbesar turut campur tangannya manusia di dalam perkembangan tumbuh-tumbuhan dan hewan.
 
PEMBAHASAN
        Desa Dusun Baru V koto sendiri adalah salah satu desa yang berada di kabupaten MukoMuko, Bengkulu yang mata pecarian atau pekerjaan utama masyaraktanya adalah petani kelapa sawit. Pedapatan petani sendiri ini sangat berdapak terhadap perkembangan pembanguna petanian di desa tersebut, pendapat petani ini juga bergaris lurus dengan harga jual sendiri. Dimana pendapatan dan harga jual ini akan menetukan langkah apa yang akan di lakukan petani untuk meningkatkan hasil produksi, baik itu dengan penambahan bahan-bahan ataupun alat-alat yang di gunakan SAPROTAN pertanian.

Pebanguna pertanian yang terjadi pada perkebuna kelapa sawit
        Dengan harga jual TBS saat ini mencapai Rp 1.700 dimana ini rata-rata saat ini petani dalam luas lahan kelapa sawit 1 ha itu memiliki pendapatan sebesar Rp 1.5000.000-per sekali panen. Sehingga petani saat ini mampu untuk membeli pupuk secara berkala untuk meningkatkan produksi dan juga alat angkut yang semulanya masih menggunakan angkong beralih dengan sepeda motor sehingga lebih efisien untuk mengangkut hasil panen menuju tempat pengumpulan hasil panen sebelum di timbang dan diangkut lagi oleh pembeli/toke sawit. Buakan hanyan itu penggunaan inovasi modern dalam perkebunan pertanian di Desa Dusun Baru V Koto tak terlepas dari pendapatan petani itu sendiri.
Besarnya pendapatan petani akan menetukan perawatan bagaimana dan bahan atau alat apa saja yang perlu di gunakan dan di kembangakan. Contoh kecil saja banyak petani di Dusun Baru V Koto yang sebelumnya pengolahan atau perawatan lahan perkebunannya seakan tidak terawat saat harga sawit yang terbilang kecil, yaitu berkisaran Rp 780. Namun berbeda sekali setelah kenaikan harga jual TBS yang mahal, bisa di bilang tidak adanya lahan perkebunan sawit yang tidak di olah atau di rawat, hampir semua sekarang petani sawit sekarang sangat menjaga lahan mereka supaya dapat menghasilkan produksi yang maksimal.
                  


                           

Gambar 1. Petani Menggunakan Angkong                         Gambar 2. Petani Menggunakan Motor

 

Kesejahteraan petani sawit

        Pedapatan petani juga menetukakan kesejahtarean petani sendiri dimana ini dapat terlihat dari keadaan masyarakan yang sebelumnya pandangan mereka terhadap perkebunan sawit hanya sekedar pendapatan untuk kebutuhan makan keluaga sehari-hari, akan tetapi sekarang berbeda halnya masyarakan sudah menjadikan perkebunan sawit sebagai investasi jangaka Panjang ditambah dengan petani sudah berani untuk menabah modal dengan meminjam modal ke bank untuk menabah luas lahan ataupun untuk alat penunjang pertanian lainnya. Dimana petani kelapa sawit sendiri sekarang menajadi salah satu pekerjaan yang menjanjikan.



  Gambar 3. Kebahagian dan Senyuman Petani

KESIMPULAN

        Pendapatan petani sangan di pengaruhu dengan harga jual TBS sendiri namun dengan meningkatnya pendapatan petani maka lebih cepat dan berkembangnya petani kelapa sawit sendiri bagaimana petani mengelola lahan mereka dengan inovasi dan alat-alat modern yang mereka gunakan, serata tingkat kesejahteraan petanai baik itu dalam lingkungan sosial ataupun perekonomian yang telah meningkat. Secara langsung harga jual TBS yang tingga akan dapat merubahan petanian sawit tradisonal menjadi pertanian sawit modern dan semangat pera petani sendiri.

SARAN

        Kebijakan dan stabilnya harga sawit yang perlu pemerintah timbangkan karena sangat berdampak terutama pada petani sawit kecil sehingga ini seharusnya dipikirkan kembali oleh pemerintah dalam menetapkan dan membuat suatu kebijakan. Banyaknya inovasi baru dalam pertanian pertanian juga harus memikirkan dampak yang akan di timbulkan terhadap alam. 

DAFTAR PUSTAKA

https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/2921/industri-kelapa-sawit-indonesia-menjaga-keseimbangan-aspek-sosial-ekonomi-dan-lingkungan

https://eprints.uny.ac.id/30170/2/BAB%20II.pdf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMANFAATAN PEKARANGAN RUMAH SEBAGAI PENYEDIA PROTEIN HEWANI MELALUI BUDIDAYA LELE KOLAM TERPAL DI DESA KEBUN BUNGSU

ALAT DAN MESIN PERTANIAN TEPAT GUNA UNTUK TANAMAN PADI DALAM MENDUKUNG PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN YANG MENGUNTUNGKAN DI KOTA BENGKULU